TAKBIRAN PERTAMA TANPA IBU

Lebaran pertama setelah 'yatim piatu'

.

👨"Mau ikut ke Jati atau ke Ledok?"

👩"Ledok aja"

.

Pertanyaan penegasan yang beliau ucapkan sebelum menurunkanku di gang depan rumah. Berjalan sendiri masuk gang menuju rumah di Ramadhan terakhir. Sepanjang jalan tidak bertemu siapapun sampai aku masuk rumah yang entah sudah berapa lama kosong tak perpenghuni. Semenjak bapak dan ibu meninggal, kakakku tak mengijinkanku tinggal sendirian di ruanmah itu. Dan hari ini, aku ingin merasakan kembali lebaran di rumah meskipun sendirian.

.

Alone and lonely... Perasaan paling terasa ketika mendengarkan gema takbir bersahut sahutan dari masjid. Satu persatu ruangan kumasuki sambil mengingat semua kenangan yang pernah kulalui. Aku, kakak-kakakku, orang tuaku, dan semua memory yang masih kuingat jelas dipikiran serta rasanya di hatiku. 

.

Bodohnya aku yang tak menyadari bahwa aku berada di sebuah rumah yang lama tak ditempati. Tak ada makanan dan minuman atau apapun yang bisa kupakai untuk mengisi perutku. Aku terlalu malu untuk meminta makanan ke tetangga (meskipun aku yakin kalau mereka tahu aku ada dirumah itu, mereka pasti akan mengirim makanan dan minuman). Aku punya uang tapi nggak bisa membeli makan karena nggak ada penjual makanan yang buka. Aku hanya bisa meminum air kran sekedar untuk membasahi kerongkonganku. Sampai kantuk menyerang, aku hanya berdoa dan berdialog dengan diriku sendiri, sambil sesekali mengusap genangan air mata yang keluar tanpa kukehendaki. Sendirian, kesepian dan kelaparan dalam arti yang sesungguhnya.

.

Hal yang kupelajari saat itu adalah uang tidak selalu menyelesaikan masalahmu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAYAP PATAH

SURGO NUNUT NEROKO KATUT

Sang Anumerta