CERITA TENTANG SAHABAT


Aku mengenalmu jauh sebelum kita dekat, kamu kakak kelasku saat SD, terpisah kala SMP dan dekat ketika SMA. Kedekatan kita berawal dari ketidaksengajaan, teman dekatku saat SMP adalah teman dekat mu saat SMA. Karena seringnya kita bersama, akhirnya kedekatan kita bertiga mulai terjalin. Aku, kamu dan dia. Sebagai satu satu nya pria diantara dua wanita, kamu sangat care dan protective, meskipun diam diam. Kamu menjadi pendengar yang baik kegalauan dua perempuan sekaligus pendamping yang bertanggung jawab. Mungkin kami yang lebih sering curhat dibandingkan kamu. Aku yakin, bukan karena kamu tidak memiliki masalah, mungkin kamu hanya tidak mau membebani kami. Ceritamu sebagian besar hanya cerita tentang keseruan dan keceriaan masa muda. 

Kedekatan kita membuatku mengenal banyak teman temanmu. Teman teman yang beberapanya sangat kau jaga dari aku. Jika dulu aku tidak paham betapa protective nya kamu, sekarang baru kusadari bahwa kamu 'menjaga-ku'. Penjagaan yang pada akhirnya aku syukuri. Bukan aku tidak tau bagaimana lingkar pertemananmu, saat itu aku hanya seorang 'bodoh' yang menganggap semua orang adalah 'baik'. Begitu naifnya aku berpikir bahwa 'aku nggak ngapa-ngapain', 'nggak aneh-aneh' maka semua akan 'aman'.... 

Sering ibu bertanya kedekatan kita, dan jawabanku selalu sama... kita bersahabat. "Sahabat kok laki-laki", selalu itu komentar ibu. Sampai pada suatu ketika, aku mengenalkan laki laki lain selain kamu, dan kita tidak berubah. Sejak saat itu, ibu tidak pernah lagi bertanya kedekatan kita, mungkin ibu akhirnya percaya bahwa kita hanya sahabat. Kamu yang dulu ada saat up and down-ku, pernah melihatku tertawa dipuncak bahagiaku sampai menangis dibatas kehancuranku.

Rentang yang kita lalui tidak sebentar, bahkan sampai kita sama sama menikahpun kamu masih menjadi sahabat keluargaku. Hingga tiba tiba, kamu menghilang dan menjauhiku bagaikan orang asing yang sebelumnya bahkan tidak pernah kenal. Beberapa kali pernah kucoba tapi kamu nggak meresponnya. Akhirnya, aku belajar berbesar hati dan memperluas prasangka baikku. Apapun dan bagaimanapun keadaanmu disana, kamu masih sahabatku dan ada dalam untaian doaku. Semoga Allah selalu menjagamu dan keluargamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAYAP PATAH

SURGO NUNUT NEROKO KATUT

Sang Anumerta